Mulamula masuk Pondok Pesantren Wonokoyo Pasuruan. Lalu pindah ke Pondok Pesantren Langitan Tuban. Selanjutnya Hasyim (Buya Hamka) menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia untuk disebarluaskan melalui majalah Panji mengharuskannya membayar biaya perkara sebagai pihak yang “kalah”. 79
DiPadang, trik yang sama dipakai untuk menggoyang akidah umat. Seseorang yang menamakan dirinya Pendeta Willy Abdul Wadud Karim Amrullah, namanya menjadi naik daun di dunia pemurtadan Kristenisasi, setelah mangaku adik kandung ulama besar pakar tafsir, Yang Mulia Almarhum Buya Hamka. Orang awam banyak yang percaya tanpa cek dan ricek.
Arrisalahmemiliki banyak tradisi yang memang diambil atau dicontoh dari pesantren-pesantren di Indonesia yang dulunya menjadi sasaran 'studi banding' para guru. Salah satu tradisinya adalah 'pentas seni' atau yang sering disingkat menjadi PENSI. Tak terasa, pertengahan mei kemaren adalah pensi perpisahan angkatan 5 Arrisalah (BRAVE).
The post Saat masuk angin, perut terasa kembung. Apakah artinya angin ada di perut? Bagaimana caranya angin masuk ke perut? 2018 - Hasil Ijtima` Ulama Komisi Fatwa Ke-6 Se-Indonesia Di Pondok Pesantren Al-Falah, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 21-24 Sya`ban 1439 H / 7-10 Mei 2018 M Tema Buya Syafii Maarif, Gejala Ateisme, dan Hoax
Atharmulai masuk SMA disana athar jatuh cinta kepada sosok wanita yang berkerudung. Wanita itu bernama Ara sosok wanita yang baik agamnya.Karana wanita inilah membuat kehidupan athar berputar 120 derajat. Buya hamka mempunyai latar belakang seorang wartawan selain menulis novel Buya Hamka aktif menulis, beberapa karya beliau yang
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Jokowi di PMT Prof Dr Hamka II Padang. Foto Yudhistira Amran Saleh/kumparanDalam kunjungan kerjanya ke Padang, Sumatera Barat, Presiden Joko Widodo juga meresmikan pembangunan Pesantren Modern Terpadu PMT Prof Dr Hamka II. Kawasan pesantren modern Prof Dr Hamka terdiri dari SMP, SMA, rumah susun, dan Masjid Hj. Yuliana. Sebelumnya, Pesantren Modern Terpadu Prof Dr Hamka I terdiri dari gedung SMP dan SMA. Sementara Pesantren Modern Terpadu Prof Dr. Hamka II terdiri dari bangunan gedung tambahan yaitu rumah susun bagi santri perempuan dan laki-laki. Dalam pidatonya saat peresmian, Jokowi memuji Prof Dr Hamka atau Buya Hamka sebagai tokoh besar di Tanah Minang. "Saat kita mengingat perjalanan hidup Buya Hamka, maka kita akan mengingat almarhum adalah tokoh besar Islam bagi masyarakat Minang, masyarakat Indonesia dan bahkan di mancanegara," kata Jokowi di Air Panca, Padang, Sumatera Barat, Senin 21/5."Almarhum Buya Hamka adalah tokoh ulama yang dihormati, sastrawan besar, sejarawan yang disegani, dan tokoh yang menaruh perhatian besar pada pendidikan ilmu pengetahuan terhadap generasi muda kita, generasi Indonesia," lanjut di PMT Prof Dr Hamka II Padang. Foto Yudhistira Amran Saleh/kumparanJokowi berharap nanti kompleks pesantren Prof Dr Hamka bisa menjadi ladang subur untuk menghasilkan santri berakhlak mulia."Harapan kita semua adalah agar pesantren modern terpadu Prof Dr Hamka ini terus menjadi ladang subur bertumbuhnya santri yang akhlakul karimah, serta santri yang tangguh dan ulet serta optimistis," ucap kompleks pesantren modern ini ditandai dengan bunyi sirine setelah Jokowi secara simbolis menekan tombol. Dalam kesempatan ini turut hadir Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil ESDM Archandra Tahar, Menteri ATR Sofyan Djalil, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.
- Buya Hamka, atau bernama asli Abdul Malik Karim Amrullah adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia MUI pertama, dikenal pula sebagai tokoh Masyumi dan ulama Muhammadiyah. Sepanjang hidupnya, Hamka dikenal sebagai sosok ulama besar yang gigih membela Islam dan sangat tegas dalam hal akidah, tanpa kompromi. “Kita sebagai ulama telah menjual diri kita kepada Allah, tidak bisa dijual lagi kepada pihak manapun!” tegas Hamka setelah dilantik sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia MUI pada 1975 Artawijaya, Hidayatullah, 2 Juli 2013. Salah satu contoh ketegasan itu adalah saat dirinya menjabat sebagai Ketua MUI, di mana ia berani mengeluarkan fatwa yang sampai saat ini masih menjadi diskusi keagamaan, bahkan memantik perdebatan, yakni mengeluarkan fatwa haram bagi umat Islam terkait perayaan Natal bersama. Bahkan, pada 19 Mei 1981, Hamka mundur dari jabatannya sebagai Ketua MUI karena merasa ditekan oleh menteri agama waktu itu, Alamsyah Ratu Perwiranegara. Buya memilih mundur daripada harus menganulir fatwa tersebut. Di sisi lain, Hamka juga dikenal sebagai penulis, salah satu novelnya yang terkenal adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, belakangan novel ini diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama. Pemeran dari film ini adalah Herjunot Ali, Pevita Pearce dan Reza Rahadian. Latar Belakang Pemikiran Buya Hamka Yusran Rusydi dalam buku Buya Hamka Pribadi dan Martabat menyatakan Buya Hamka adalah anak dari DR. Syaikh Abdulkarim Amrullah, tokoh pelopor dari Gerakan Islam "Kaum Muda" di Minangkabau yang memulai gerakannyapada tahun 1906 usai pulang dari Makkah. Syaikh lebih dikenal dengan panggilan Haji Rasul yang mempelopori gerakan menentang ajaran Rabithah, sebuah gerakan yang menghadirkan guru dalam ingatan, sebagai salah satu cara yang ditempuh oleh penganut tarekat jika mulai mengerjakan suluk. Buya Hamka lahir di saat zaman hebat pertentangan kaum muda dan kaum tua 1908 atau 1325 Hijriah. Oleh karena ia lahir di era pergerakan itu, Buya sudah terbiasa mendengar perdebatan sengit antara kaum muda dan kaum tua tentang paham agama. Saat Buya Hamka berusia 10 tahun, tepat pada 1918, ayahnya mendirikan pondok pesantren "Sumatera Thawalib" di Padang Panjang. Dari sana, Hamka sering melihat bapaknya menyebarkan paham dan keyakinannya. Di akhir tahun 1924, tepat di usia ke 16 tahun, Hamka merantau ke Yogyakarta dan mulai belajar pergerakan Islam modern kepada sejumlah tokoh seperti Tjokroaminoto, Ki Bagus Hadikusumo, Soerjopranoto dan H. Fakhruddin. Dari sana dia mulai mengenal perbandingan antara pergerakan politik Islam, yaitu Syarikat Islam Hindia Timur dan gerakan Sosial Muhammadiyah. Kelak, Buya Hamka dikenal sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia MUI pertama, tokoh Masyumi dan ulama Muhammadiyah. Kehidupan Keluarga Hamka Punya Kakak Pendeta Masih dalam buku Buya Hamka Pribadi dan Martabat, Buya Hamka menikah dengan Siti Raham saat usianya masih muda, tepat pada 5 April 1929. Kala itu, Hamka berusia 21 tahun, sementara istrinya berusia 15 tahun. Dari hasil pernikahan itu, sebagaimana dicatat oleh Irfan Hamka dalam AYAH... Kisah Buya Hamka, Hamka dan Siti Raham diberkahi oleh 10 orang H. Zaki Hamka meningal di usia 59 tahun2. H. Rusjdi Hamka 3. H. Fachry Hamka meninggal di usia 70 tahun4. Hj. Azizah Hamka5. H. Irfan Hamka6. Prof. Dr. Hj. Aliyah Hamka7. Hj. Fathiyah Hamka8. Hilmi Hamka9. H. Afif10. Shaqib Hamka Seperti dicatat Iswara N. Raditya dalam Kisah Buya Hamka dan Awka Kakak Ulama, Adik Pendeta, meskipun dibesarkan dari keluarga muslim yang sangat kuat, nyatanya Buya Hamka punya seorang kakak bernama Abdul Wadud Karim Amrullah Awka yang menjadi seorang pendeta. Mereka adalah saudara seayah tetapi beda ibu. Adiknya pun sudah sejak lama menggunakan nama Willy Amrull, tepatnya sejak di Amerika. Kisah itu bermula di tahun 1970, Awka menikah untuk kedua kalinya dengan seorang gadis blasteran Amerika-Indonesia, Vera Ellen George. Gadis itu awalnya bersedia masuk Islam demi menjalani bahtera rumah tangga dengan Awka. Mereka dikaruniai tiga orang anak, yaitu Rehana Soetidja dan Sutan Ibrahim yang lahir di Amerika, serta Siti Hindun yang lahir belakangan di Bali. Awka membawa pulang keluarganya ke Indonesia pada 1977. Namun, ia tak pulang ke kampung halamannya di Maninjau, Sumatera Barat, melainkan ke Bali tempat di mana Awka saat itu bekerja. Dari sinilah prahara itu dimulai. Vera ingin kembali memeluk agama asalnya, Kristen. Awka pun mulai diajak. Awalnya Awka tak mau karena latar belakang keislamannya yang sangat kuat. Namun, akhirnya ia luluh demi keutuhan rumah tangga dan ketiga buah hati mereka. Tahun 1981, Awka sekeluarga pindah ke Jakarta, dan tiga tahun berselang, ia dibaptis oleh Pendeta Gerard Pinkston di Kebayoran Baru. Di tahun yang sama, 1983, Awka kembali ke Amerika Serikat. Tak lama kemudian, ia ditetapkan sebagai pendeta oleh Gereja Pekabaran Injil Indonesia GPII di California. Sejak saat itu, Awka dikenal dengan nama Pendeta Willy ala Modernis Hamka Dalam Buya Hamka Politikus tanpa Dendam, Modernis yang Serius Bertasawuf dituliskan, Hamka adalah seorang modernis tulen. Ayahnya, Abdul Karim Amrullah, termasuk pembaharu agama di Minangkabau. Jalan juang Hamka diretas di Muhammadiyah dan Masyumi, dua lembaga yang merepresentasikan semangat modernisme para modernis lain, Hamka melihat ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang netral bebas nilai. Karena itu perkembangan ilmu pengetahuan termasuk dari dunia Barat dianggap dapat bersesuaian dengan ajaran Hamka ini terlihat di antaranya dalam buku Pelajaran Agama Islam. Di dalam buku tersebut Hamka menggunakan banyak teori dan hasil penemuan para pemikir Barat untuk mengukuhkan keyakinan kepada Rukun Iman. Teori-teori psikologi, sosial, hingga penemuan sains digunakan Hamka sebagai penambah argumen bagi keimanan. Hamka berusaha menampilkan Islam yang siap berdialog dan terbuka terhadap penemuan-penemuan ilmu pengetahuan terbaru—satu ciri umum kalangan menyangkut spiritualitas, ada yang berbeda pada diri pengarang Tenggelamnya Kapal Van der Wijk ini. Hal tersebut di antaranya dapat ditelusuri dari bukunya yang ditulis pada 1939, Tasawuf Modern. Buku ini lah yang Hamka baca semasa berada dalam tahanan Orde Lama. Dalam pengakuannya ia menyatakan, “Hamka sedang memberi nasihat kepada dirinya sendiri... Dia hendak mencari ketenangan jiwa dengan membaca buku ini.”Baca juga Buya Hamka Politikus tanpa Dendam, Modernis yang Serius Bertasawuf HAMKA dalam Gelombang Sastra dan Politik Sejarah MUI & Daftar Ketua dari Hamka sampai Miftachul Achyar - Politik Penulis Alexander HaryantoEditor Iswara N RadityaPenyelaras Yulaika Ramadhani
OLEH FEBRIAN FACHRI Sejak berabad silam, Padang Panjang berjulukan Kota Serambi Makkah. Kota yang berlokasi di antara Gunung Marapi dan Singgalang, Provinsi Sumatra Barat, itu sejak zaman dahulu memiliki nuansa keislaman yang kuat. Padang Panjang juga unggul sebagai salah satu mercusuar peradaban Islam di Nusantara. Di antara kebanggaan masyarakat setempat ialah Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang. Lembaga ini didirikan oleh Rahmah El Yunusiyyah, seorang tokoh Minangkabau, pada 1 November 1923. Rahmah terinspirasi untuk melakukan inovasi pendidikan Islam setelah mengikuti pendidikan pada Diniyyah School yang didirikan kakaknya, Zainuddin Labay El Yunusy, pada 1915. Menurut Direktur Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Fauziah Fauzan El Muhammady, sosok pendiri sekolah tersebut akrab disapa Bunda Rahmah. Perempuan yang lahir pada 26 Oktober 1900 itu bercita-cita untuk menjadikan Padang Panjang sebagai pencetak guru-guru perempuan. Mereka diharapkan dapat mendidik generasi penerus dengan baik. Bunda Rahmah, lanjut Fauziah, memiliki prinsip yang teguh. Ia meyakini, nasib masa depan ada di tangan para perempuan terdidik. Sebab, mereka kelak menjadi ibu sekaligus istri di tiap keluarga. "Mula-mula, Bunda Rahmah menyiapkan Perguruan Diniyyah Puteri ini untuk mencetak para guru. Sebab, waktu itu di Padang Panjang belum ada institusi pendidikan khusus perempuan," kata Fauziah kepada Republika, belum lama ini. Fauziah meneruskan, Bunda Rahmah ingin mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan pada masa itu. Sosok asli Padang Panjang itu tidak mau kaum perempuan Indonesia hanya diberi pendidikan rendah. Sebab, wanita juga berhak mendapatkan pendidikan yang tinggi, sebagaimana kaum pria. Lebih lanjut, prinsip Bunda Rahmah mempercayai, mendidik seorang laki-laki berarti mendidik manusia. Namun, mendidik perempuan berarti juga mendidik satu keluarga dalam rumah tangga. "Dengan perguruan ini, beliau menginginkan agar perempuan hendaknya mampu menjadi ibu sekaligus pemimpin yang baik, di dalam masyarakatnya atau di tengah-tengah anak didiknya. Paling tidak, jadilah ibu yang baik dalam rumah tangga dan keluarga," ucap Fauziah. Perguruan Diniyyah Puteri terus berkembang pada masa Indonesia merdeka. Sejak 1976, lembaga ini terus memperbanyak jenjang pendidikan yang diselenggarakannya. Bahkan, perguruan tinggi pun akhirnya dibuka untuk umum. "Perguruan tinggi pertama yang didirikan Bunda Rahmah itu Fakultas Tarbiyah yang tetap ada sampai sekarang dengan dua prodi program studi," tutur Fauziah. Dia menyebut, Perguruan Diniyyah Puteri merupakan pondok pesantren putri pertama di Benua Asia. Memang, ia mengakui, jauh sebelum adanya Diniyyah Puteri, sudah ada sekolah khusus perempuan di Jepang. Akan tetapi, sekolah tersebut tak sampai menyelenggarakan sistem pemondokan. Maka dari itu, sebutan yang pertama di Asia tetap layak disanding institusi yang didirikan Rahmah El Yunusiyyah itu. Pada Juni 1957, Rahmah mengadakan perjalanan ke Mesir untuk memenuhi undangan Imam Besar Universitas al-Azhar. Di sana, ia juga dianugerahi gelar doktor honoris causa, yakni Syekhah. Inilah pertama kalinya al-Azhar memberikan titel kehormatan kepada seorang perempuan. Pada Juni 1957, Rahmah memenuhi undangan Imam Besar Universitas al-Azhar. Ia dianugerahi gelar doktor honoris causa, yakni Syekhah. Inilah pertama kalinya al-Azhar memberikan titel kehormatan kepada seorang perempuan. Mengutip kesaksian Buya Hamka dalam buku Peringatan 55 Tahun Diniyah Putri Padangpanjang 1978, al-Azhar bahkan ikut terpengaruh oleh inovasi yang dihadirkan lembaga tersebut di Sumatra Barat. Alhasil, pimpinan kampus Islam itu akhirnya membuka Kulliyatul Lil Banat pada 1962. Sejak berdiri ratusan tahun lamanya, baru kali ini al-Azhar menyelenggarakan kelas khusus Muslimah. Kian diminati Saat ini, Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang terus menjadi lembaga pendidikan yang diminati masyarakat. Tidak hanya dari Sumatra Barat, melainkan juga daerah-daerah lain dan bahkan negeri jiran. Republika menyambangi sekolah yang beralamat di Jalan Abdul Hamid Hakim tersebut beberapa hari lalu. Tampak para santriwati dengan berpakaian gamis keluar dari ruangan kelas. Mereka berjalan menuju asrama. Siang itu, kelas baru saja usai. Mereka pun bersiap-siap untuk melaksanakan shalat Zhuhur berjamaah. Ada yang sempat bercengkrama satu sama lain. Ada pula yang membahas materi pelajaran sambil menunggu waktu. Setelah shalat, mereka meneruskan pelajaran lain di kelas. Menurut Kepala Asrama Diniyyah Puteri Padang Panjang, Erwita Dewiyani, seluruh santriwati dibiasakan hidup disiplin setiap hari. Sosok yang biasa disapa Ummi Dewi itu menjabarkan rutinitas para santriwati. Mereka sudah bangun sejak pukul WIB. Mereka kemudian mendirikan shalat malam qiyamulail bersama-sama. Selanjutnya, masing-masing mandi dan melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Begitu fajar menyingsing, mereka memulai sarapan dan merapikan segala keperluan pribadi untuk siap-siap berangkat ke kelas. Pelajaran usai hingga siang hari. Setelah shalat Zhuhur berjamaah, mereka dapat kembali belajar di kelas atau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Pihak sekolah juga mengadakan halaqah, hafalan Alquran, serta pengajian bulanan. "Tujuan kami, mendidik santri agar memiliki tiga karakter. Ahli ibadah dan berakhlak karimah," ujar dia.
Salah satu atraksi bela diri Tapak Suci Santri PMT Prof. Dr. Hamka, Padangpariaman, Sumatera Barat. FOTO/ISTSalah satu atraksi bela diri Tapak Suci Santri PMT Prof. Dr. Hamka, Padangpariaman, Sumatera Barat. FOTO/ISTPondok Pesantren Modern Terpadu PMT Prof. Dr. Hamka, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, mengirim 40 santri dan 4 guru pendamping dalam kegiatan pertukaran pelajar ke Negeri Kelantan Malaysia. Kegiatan itu akan berlangsung dari tanggal 1-17 Juli 2014 disampaikan Pimpinan PMT Prof. Dr. Hamka, Al-Ustaz Najimuddin ketika melaporkan perkembangan pesantren yang dipimpinnya, Ahad 25/5, dalam acara Panggung Gembira dan Syukuran Santri Kelas IX serta Perpisahan Santri Kelas XII PMT Prof. Dr. Hamka, di kampus pesantren itu, Ahad 25/5.Ustaz Najimudin secara khusus menyampaikan terima kasih kepada Mohd. Ramzi Ibrahim, Duta Wisata Bukittinggi di Malaysia yang telah memprakarsai pertukaran pelajar itu, dan menghubungkan PMT Prof. Dr. Hamka dengan pihak Kerajaan Kelantan.“Selama di Kelantan, santri kami akan menimba ilmu di sekolah tahfiz Alquran di Negeri Kelantan,” ungkapnya yang mengatakan tahun ini 24 santri tingkat SMA di pesantren yang dipimpinnya lulus seratus dengan pertukaran pelajar, tambah Ustaz Najimuddin, telah dilakukan pesantren itu sejak tahun 2006, dan beberapa santrinya studi di sekolah-sekolah di Amerika Serikat dan telah bekerja di berbagai instansi penting, baik di dalam maupun luar negeri.“Insya Allah, dalam pertukaran pelajar ini PMT Prof. Dr. Hamka membawa nama Sumatera Barat dan nama Indonesia. Kami harapkan akan lahir Buya Hamka-Buya Hamka baru di kemudian hari dari pesantren ini,” Sumatera Barat diwakili Kepala Biro Bina Sosial, Syahrial B, pada kesempatan itu memberikan apresiasi kepada PMT Prof. Dr. Hamka atas segala prestasi yang diraih. Untuk tingkat Sumatera Barat, tahun lalu PMT Prof. Dr. Hamka berada di urutan ke-5 perolehan nilai Ujian Nasional UN tertinggi di Sumatera Barat, sementara di Kabupaten Padangpariaman berada di urutan pertama.“Terus tingkatkan prestasi ini dan Pemrov Sumbar sangat mendukung dan akan berusaha membantu semaksimal mungkin,” Yayasan Wawasan Islam Indonesia yang menaungi PMT Prof. Dr. Hamka, Jasrial, mengatakan, PMT Prof. Dr. Hamka pernah mengalami masa-masa kejayaan terutama di tahun 1996 hingga tahun 2006. Jumlah santri pernah mencapai 700-an. Namun sejumlah peristiwa gempa bumi yang melanda Sumatera Barat di tahun-tahun itu dan tahun-tahun setelah itu, menyebabkan jumlah santri mengalami penurunan drastis.“Tentu kondisi itu tidak kita biarkan berlarut-larut. Mulai tahun ini, PMT Prof. Dr. Hamka akan membenahi manajemen terutama berbasis teknologi informasi,” ujar itu, Pegiat Forum Aktif Menulis FAM Indonesia, Muhammad Subhan, yang turut hadir di acara itu menyampaikan bahwa keterampilan menulis harus ditumbuhkan di kalangan santri dan guru. Sebab, katanya, selain seorang ulama Buya Hamka adalah sastrawan, wartawan, dan penulis yang melahirkan banyak karya.“Dengan aktif dan produktif menulis kreatif, insya Allah harapan lahirnya Buya Hamka-Buya Hamka yang baru itu akan lekas terwujud,” Wisata Bukittinggi di Malaysia, Mohd. Ramzi Ibrahim menambahkan, selain pertukaran pelajar ke Negeri Kelantan Malaysia, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan membawa kunjungan wisata sejumlah lembaga di Sumatera Barat untuk berkunjung ke Brunei Darussalam dalam rangka mempromosikan potensi pariwisata Ranah Minang.Release Fam IndonesiaPos terkaitUnand Kukuhkan 4 Guru Besar BaruSoal Video Viral Wajib Hijab di SMK 2 Padang, Ini Kata Disdik SumbarGubernur Ada Empat Metode Tahun Ajaran Baru Ditengah PandemiJelang PBM Tatap Muka, Guru di Sawahlunto Tes Swab MasalDisdik Sawahlunto Siapkan Aturan Teknis Soal PBM Tatap Muka13 Juli, Pemko Sawahlunto Buka Belajar Tatap Muka Untuk SMP dan SMA
- Presiden Joko Widodo meresmikan Rumah Susun Rusun, Masjid Hj Yuliana, Gedung SMP 2 dan SMA 2 di Kawasan Pesantren Modern Terpadu PMT Prof Hamka, Kota Padang, Sumatera Barat. Pembangunan ini dilakukan dua kementerian ayitu Kementeri PUPR dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Pesantren Modern Terpadu adalah bukti nyata bahwa cita-cita almarhum Buya Hamka telah berhasil menembus waktu dan generasi. Harapan saya agar PMT menjadi ladang subur bertumbuhnya santri yang berakhlak mulia, berakhlakul karimah, yang tangguh dan ulet dan selalu optimis yang akan membahwa Indonesia menjadi negara Baldatun Thoyibatun Wa Rabbun Ghofur," ujar Jokowi di Padang, Senin 21/5. Usai peresmian, Jokowi langsung meninjau ke dalam Rusun untuk melihat kondisi dan fasilitasnya. Rusun yang dibangun pada 2017 tersebut, setinggi tiga lantai dan terdiri dari 12 unit kamar tipe barak, yang bisa menampung sebanyak 216 orang santri pria. Selain itu, pembangunan Rusun yang menelan biaya Rp 8,7 miliar telah dilengkapi dengan fasilitas perumahan pada umumnya. Seperti listrik, air, kamar mandi luar dan meubelair seperti tempat tidur bertingkat, lemari dan meja belajar. Presiden Jokowi juga meminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk membangun satu rusun di kawasan pesantren tersebut. Rusun ini nantinya akan digunakan para santriwati. Pada periode 2015-2017, rusun yang dibangun Kementerian PUPR di Provinsi Sumbar berjumlah 14 unit. Di 2018 akan dibangun 15 rusun yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota di Sumbar dengan anggaran total sekitar Rp 120 miliar. Rusun yang akan dibangun diantaranya Rusun di Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Universitas Muhammadiyah Sumbar, Akademi Teknik Gigi Padang, Kejaksaan Tinggi Sumbar, YP2TI Padang, ISI Padang Panjang, Akademi Komunitas Negeri Tanah Datar, Universitas Dharma Indonesia, Ponpes Tarbiyah Islamiyah, Rusun MBR Kota Sijunjung, MBR Kabupaten Pesisir Selatan dan MBR Kota Solok. "Rusun-rusun tersebut ditargetkan selesai November 2018. Untuk pembangunan Rusun, rata-rata membutuhkan waktu 8 bulan," kata Direktur Rumah Susun Kementerian PUPR Kuswardono.
biaya masuk pesantren buya hamka padang